Jamu dan Kosmetik China Mulai Banjiri RI

JAKARTA - Ketua Umum Persatuan Perusahaan Kosmetika Indonesia (Perkosmi) Putri K Wardhani mengatakan, efek implementasi perjanjian perdagangan bebas ASEAN-China (ASEAN-China Free Trade Agreement/ACFTA) mulai dirasakan.

Sektor kosmetik dan jamu merupakan sektor yang relatif mudah dimasuki produk impor asal China. "Kami melakukan survei di Semarang, ada penurunan penjualan produksi jamu dan kosmetik sekitar 50 persen,” kata Putri di Jakarta kemarin. Putri menjelaskan, produk impor asal China mudah masuk karena telah cukup lama berkembang di Indonesia. Di sisi lain, kata dia, kosmetik dan jamu lokal hingga kini masih kesulitan memperluas pasar karena mendapat resistensi dari tenaga kesehatan modern.

Terkait dengan ancaman produk China, Putri mengatakan bahwa Perkosmi meminta agar industri berbasis budaya ini dilindungi sehingga memiliki kesempatan untuk berkembang. Perkosmi, kata dia, terdiri atas sekitar 1.000 anggota dengan perincian kurang dari 10% merupakan usaha skala menengah ke atas dan sisanya tergolong usaha kecil dan menengah (UKM). Secara terpisah, kekhawatiran mengenai dampak ACFTA terhadap kelangsungan industri dan pekerja lokal disuarakan pula oleh aktivis buruh Dita Indah Sari. Menurut dia,ketika barang impor asal China mulai masuk Februari mendatang, sekira 7,5 juta pekerja terancam pemutusan hubungan kerja (PHK).

"Jika FTA ini terus berjalan, mulai Februari 7,5 juta pekerja akan terancam di PHK karena perusahaan tempat mereka bekerja akan gulung tikar,” kata Dita. Anggota Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) Ilham Nasai menambahkan, FTA akan sangat berbahaya jika pemerintah hanya mementingkan urgensi masyarakat internasional karena gengsi. "Bagaimanapun permasalahan FTA ini harus diselesaikan dengan bijak,” tegasnya. (Sandra Karina/Bernadette Lilia Nova)
(//css)

Okezone.com